edukasi E-LAHAB: SUNAT UNTUK MENCEGAH PENULARAN HIV
SUNAT UNTUK MENCEGAH PENULARAN HIV
Sunat adalah prosedur operasi pengangkatan kulit kulup penis, alis preputium. Ada tiga bukti medis yang mengatakan bahwa sunat dapat mengurangi risiko pria terkena HIV hingga 60 persen.
Selain untuk mencegah penularan HIV, manfaat sunat juga sekaligus membantu mengurangi risiko penyakit kelamin lainnya yang dapat ditularkan lewat hubungan seks tanpa kondom.
Memiliki kulup adalah faktor risiko nomor satu untuk infeksi HIV pada pria heteroseksual. Pria yang tidak disunat berisiko terinfeksi HIV sampai 2-8 kali lipat lebih tinggi daripada laki-laki yang sudah disunat.
Virus HIV itu sendiri dapat menyebar lewat penetrasi seks tanpa kondom. Ketika penetrasi terjadi tanpa kondom (penis masuk vagina atau penis masuk anus), maka akan ada gesekan langsung antara kulit penis dan dinding vagina (atau anus). Gesekan ini rentan menyebabkan luka lecet.
Luka ini dapat menjadi jalur masuk bagi virus dan bakteri penyebab penyakit, yang berasal dari air mani atau cairan vagina partner seks Anda yang terinfeksi oleh penyakit itu.
Tak hanya itu. Ketika seorang pria tidak disunat, uap air dapat terjebak antara penis dan kulit kulupnya, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi patogen penyebab penyakit untuk berkembang biak. Terlebih, ada beberapa masalah lain yang terkait dengan kulit kulup penis yang tidak disunat, seperti sulit ditarik kembali atau bahkan macet/keset, juga dapat menimbulkan luka sekaligus menjebak virus dan bakteri di sekitarnya.
Pria yang tidak disunat juga lebih mungkin untuk menularkan setiap infeksi yang mereka miliki, termasuk infeksi ragi, infeksi saluran kencing (ISK), dan penyakit kelamin (terutama HPV dan HIV), misalnya herpes genital, bisul genital, chancroid, dan sifilis pada pasangan seksnya.
Penis yang tidak disunat bahkan juga bisa membuat pasangan wanita Anda memiliki risiko penyakit kelamin hingga lima kali lebih tinggi, termasuk herpes genital, trichomonas vaginalis, bacterial vaginosis, HPV menular seksual (yang menyebabkan kanker serviks), dan mungkin klamidia, daripada wanita yang berhubungan seks dengan pria yang sudah disunat.
Disunat atau tidak adalah pilihan pribadi masing-masing pria. Kedua tipe penis ini bisa berfungsi sama baiknya pada pria yang disunat maupun yang tidak disunat. Bahkan, masalah seputar penis seperti impotensi, ejakulasi dini, hingga penularan penyakit kelamin pun sama-sama dapat terjadi baik pada pria yang disunat maupun tidak — tergantung dari faktor risiko yang Anda miliki.
Oleh karena itu, penting untuk dipahami bahwa sunat bukanlah metode perlindungan jaminan yang membebaskan Anda dari HIV dan dan penyakit menular seksual lainnya, apalagi sebagai pengganti kondom. Memakai kondom masih merupakan cara terbaik dan paling efektif untuk melindungi diri dari HIV dan penyakit kelamin jika Anda aktif berhubungan seksual.
KONSELING & TESTING
GRATIS, PRIVASI TERJAMIN
R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI
# FB: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI
https://www.facebook.com/KLINIK.VCT.KEDIRI/
# IG: one_azis
https://www.instagram.com/invites/contact/?i=4spclpxh357y&utm_content=10mu5pc
# Youtube: One Azis
https://youtube.com/channel/UCD8We94Q03D2lGplUUUbVAA
# TikTok: @one_azis
https://vt.tiktok.com/ZSeTw5xue/
# Google: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI
https://g.co/kgs/zytcp4
# Maps: R.ANGGREK, KLINIK VCT, KEDIRI
https://maps.app.goo.gl/HodQqRqURzemGoaG6
# WA: 0857 363 60 363
https://wa.me/message/TMI4LEJTPJNAL1